Sebuah Renungan Untuk Kita Bersama

Di zaman sekarang, manusia banyak menghabiskan waktu mereka dengan media-media modern yang ada.

Televisi, bioskop, permainan komputer, internet, dan musik telah menjadi bagian dari kehidupan mereka.

Selain itu penyajian informasi sekarang ini pun berlangsung begitu cepat.

Media memainkan peranan penting di sini.

Setiap orang dapat terkontrol oleh informasi berdasarkan media ini.

Yang mana hal ini kelak akan berdampak sangat kuat dalam mendoktrin seluruh populasi manusia di dunia.

***

Ada banyak pertanyaan di kepala,

Siapa sasaran mereka sesungguhnya?

Mereka menyerang kita di dalam rumah kita sendiri. Memaksa kita untuk memakai kacamata mereka dalam memandang sesuatu.

Sebuah paradigma baru pun terbentuk,

Ketika kita bertahun-tahun menerima pesan mereka,

Lewat televisi dan berbagai media.

Mereka mengajari kita bagaimana caranya kita menjauh dari Alloh SWT tanpa pernah kita sadari,

Atau bahkan kemudian membuat kita secara sukarela meninggalkan Alloh SWT.

Mereka mengajari kita bagaimana caranya membuang hukum Alloh SWT itu dengan “sopan”,

Tanpa harus kita merasa telah mengingkari keberadaan-Nya.

Tanpa harus kita merasa telah murtad dari agama kita,

Sampai kita berfikir bahwa hukum Alloh SWT itu harus dirubah, na’udzubillah.

Sampai kita merasa bahwa tidak ada yang salah dengan hukum mereka, hukum jahiliyah.

Na’udzubillah tsumma na’udzubillah.

Parahnya lagi,

Pada saat yang bersamaan kita mengaku bahwa kita manusia yang beriman.

***

Inilah yang mereka mau dari kita, mereka hendak merebut keyakinan kita.

Mereka ingin mencipta sebuah tata dunia baru, di mana dunia dalam satu sistem pemerintahan,

Di mana dunia dalam satu mata uang,

Di mana dunia dalam satu sistem agama,

Di mana kita dipisahkan dengan hukum Alloh SWT,

Di mana perbudakan dan penjajahan terus dilakukan.

Satu budaya untuk DUNIA, yaitu budaya jahiliyah.

Perampokan demi perampokan terus terjadi,

Pembodohan demi pembodohan pun terus berlangsung.

Dan hutang demi hutang pun tercipta atas nama kita.

Maka kemudian sistem ribawi adalah hal yang lumrah.

Kemewahan demi kemewahan terus mereka tawarkan.

Sampai kita begitu takut dengan kemiskinan.

Dan akhirnya kita menjadi mau untuk melakukan apa saja untuk sebuah kemewahan.

***

Astaghfirullohal ‘adziim.

 Ya Alloh, jadikanlah kami mencintai keimanan, serta jadikanlah keimanan itu indah dalam hati kami.

Kemudian kami mohon kepada-Mu, jadikanlah kami membenci kekafiran, kefasikan, dan kema’shiyatan. Dan golongkanlah kami ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang mendapat petunjuk.

***

“Sebelum mereka, kaum Nuh dan golongan-golongan yang bersekutu sesudah mereka telah mendustakan (rosul) dan tiap-tiap umat telah merencanakan makar terhadap rosul mereka untuk menawannya dan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk melenyapkan kebenaran dengan yang batil itu; karena itu Aku adzab mereka. Maka betapa (pedihnya) adzab-Ku?” (QS. 40 : 5)

“Maka perhatikanlah betapa sesungguhnya akibat makar mereka itu, bahwasanya Kami membinasakan mereka dan kaum mereka semuanya.” (QS. 27 : 51)

“maka apakah orang-orang yang membuat makar yang jahat itu, merasa aman (dari bencana) ditenggelamkannya bumi oleh Alloh bersama mereka, atau datangnya adzab kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari,…” (QS. 16 : 45)

“Dan merekapun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan Kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak menyadari.” (QS. 27 : 50)

“Sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mengadakan makar, maka Alloh menghancurkan rumah-rumah mereka dari fondasinya, lalu atap (rumah itu) jatuh menimpa mereka dari atas, dan datanglah adzab itu kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari.” (QS. 16 : 26)

****

Wallohu a’lam bish showwab.

Semoga bermanfa’at.

  1. Tinggalkan komentar

Tinggalkan komentar

  • Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

    Bergabung dengan 4 pelanggan lain
  • Blog Stats

    • 27.140 hits